Rabu, 07 Januari 2015

Cara Pengawetan Kayu Bahan Bangunan

      Sebuah konstruksi kayu yang kokoh perlu dihitung secara teliti dalam perencanaanya agar dapat diketahui dimensi kayu yang kuat serta ekonomis, struktur kayu yang kuat belum tentu bertahan lama jika tidak dilakukan pengawetan kayu sebelum dipasang maupun masa perawatan, hal ini tentu dapat menyebabkan pengeluaran biaya ganda untuk sebuah bagunan, berikut ini beberapa cara pengawetan kayu yang mungkin bisa dilakukan.

Cara pengawetan kayu adalah:

Pengawetan kayu dengan Cara Pemulasan dan penyemprotan

     Cara pengawetan yang paling sederhana dan menghasilkan pengawetan yang kurang baik karena van pengawet yang masuk dan diam pada kayu hanya sedikit serta van pengawet mudah luntur. Keuntungannya hádala : alat yang digunakan sederhana, mudah penggunaannya dan murah. Dianjurkan hanya dipakai sementara, serangan perusak kayu tidak ganas dan untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Contohnya memberi lapisan cat pada kayu, melabur kayu dengan ter, dll.
 
Pengawetan kayu dengan Cara Rendaman

     Kayu direndam dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan kepekatannya selama beberapa hari. Kayu harus terendam semua.

    Ada tiga cara pengawetan dengan rendaman, yaitu : rendaman dingin, rendaman panas dan rendaman panas-dingin.

Bahan pengawet yang digunakan berupa garam.

Keuntungannya : Penetrasi dan retensi van pengawet lebih banyak, kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama, larutan dapat digunakan berulangkali.

Adapun keruguian pengawetan kayu dengan cara rendaman adalah :waktunya lama terutama rendaman dingin, peralatannya mudah kena karat, pada proses rendaman panas kayu dapat terbakar dan kayu basah sulit diawetkan dengan cara ini.

Pengawetan kayu dengan Cara Tekanan dan vakum (cara modern)

Keuntungannya : penetrasi dan retensi bahan pengawet tinggi sekali, waktunya singkat dan dapat mengawetkan kayu basah atau kering.

Kerugiannya adalah : biayanya mahal, perlu ketelitian tinggi dan hanya digunakan untuk perusahaan komersil.

Menurut cara kerjanya, proses ini dibagi menjadi :
  1. Proses sel penuh, dimana pada proses ini bahan pengawet mengisi seluruh lumen sel kayu.  Metode sel penuh ada 2 cara yaitu metode bethel dan Bernett.
  2. Proses sel kosong, yaitu bahan pengawet hanya mengisi ruang antar sel kayu. Ada dua cara yaitu cara Rueping, menggunakan tekanan awal 4 atmosphere dinaikkan sampai dengan 8 atm. Cara kedua yaitu cara Lawry menggunakan tekanan awal 7 atm.
Urutan cara kerja proses sel penuh, yaitu :
  1. Kayu dimasukkan ke dalam tangki tertutup rapat.
  2. Dilakukan pengisapan udara (vakum) dalam tangki dengan tekanan 60 cm/Hg ± 90 menit.
  1. Sambil divakum, bahan pengawet dimasukkan ke tangki sampai penuh.
  2. Setelah tangki penuh, vakum dihentikan diganti dengan proses tekanan ± 8 – 15 atmosphere ± 2 jam
  1. Tekanan dihentikan, bahan pengawet dikeluarkan
  2. Dilakukan vakum terakhir ± 40 cm/Hg ± 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet.
Urutan cara verja proses sel kosong :
  1. Kayu dimasukkan ke tangki tertutup rapat.
  2. Langsung diberi tekanan ke dalam tangki ± 4 atmosphere ± 10 – 20 menit.
  3. Bahan pengawet dimasukkan ke dalam tangki sampai penuh.
  4. Tekanan ditingkatkan sampai 7-8 atmosphere selama 2 jam.
  5. Tekanan dihentikan, bahan pengawet dikeluarkan
  6. Dilakukan vakum terakhir ± 60 cm/Hg ± 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet.
begitulah kurang lebih cara pengawetan kayu sebagai bahan bangunan :-)

Sifat Fisik dan Mekanik Kayu Bahan Bangunan

Sifat - Sifat Fisik Kayu :

Berat Jenis kayu
     Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa) sampai 1,28 (kayu nani). Berat jenis merupkan petunjuk untuk menentukan sifat-sifat kayu. Makin berat kayu itu, kekuatan kayu makin besar. Makin ringan kayu itu, kekuatannya juga makin kecil. Berat jenis tergantung oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk pori-pori.

Keawetan alami kayu.
      Keawetan alami kayu berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Keawetan kayu disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak kayu.

Warna kayu.
     Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh : tempat di dalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.

Higroskopik
     Higroskopik yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Makin lembab udara sekitar, kayu juga semakin lembab. Masuknya air ke dalam kayu menyebabkan berat kayu bertambah. Sifat ini berhubungan dengan sifat mengembang dan menyusut kayu.

Tekstur kayu
     Tekstur kayu yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu. Menurut teksturnya, kayu dibedakan menjadi :
*Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim, dll.
*Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling, dll.
*Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti, dll.

Berat kayu.
    Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif. Berat suatu kayu tergantung dari berat jenisnya.

Kelas berat Kayu Berat Jenis Contoh
sangat berat > 0,90 kayu giam, balau
Berat 0,75 – 0,90 Kulim
Agak berat 0,60 – 0,75 Bintangur
Ringan < 0,60 balsa, pinu

Kekerasan Kayu.
     Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu. Contoh kayu yang sangat keras : balau, giam, kayu besi, dll. Kayu keras, yaitu kulim, pilang, dll. Kayu sedang, yaitu : mahoni, meranti, dll. Kayu lunak, yaitu : pinus, balsa, dll.

Kepadatan/kerapatan kayu,
     Kepadatan kayu yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi  (volume) dari sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan kayu tergantung dari banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin banyak selnya, dinding selnya banyak sehingga kepadatannya tinggi maka  kekuatannya juga tinggi. Contoh : kayu gubal susunan selnya masih renggang sehingga kekuatannya lebih rendah dibandingkan kayu teras.

Sifat mengembang dan menyusut
   Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama pada semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan penyusutan pada arah tangensial : 4-14%, arah radial : 2 – 8 %, arah axial : 0,1 – 0,2 %.


Sifat Mekanik Kayu :
  1. Kuat tarik, yaitu kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kuat tarik kayu sejajar serat lebih besar dibandingkan kuat tarik tegak lurus serat.
  2. Kuat tekan, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat tekan sejajar serat biasanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus serat.
  3. Kuat geser, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban geser. Kuat geser sejajar serat biasanya lebih kecil dari kuat geser tegak lurus serat.
  4. Kuat Lentur, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban lentur.
  5. Kuat belah, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban yang berusaha membelah kayu.

Fungsi Bagian Kayu Bahan Bangunan

     
  
     Kayu sebagai bahan bangunan berasal dari pohon yang mempunyai bagian – bagian dalam tubuhnya,berikut ini bagian – bagian sebuah kayu beserta funsinya .
 

 Bagian – bagian kayu dan fungsinya :

Kulit
    Terdapat pada bagian terluar batang pohon. Terdiri dari dua bagian :


  • Kulit bagian luar yang mati, mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut Janis pohon, kering dan berwarna tua.
  • Kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang bertugas mengangkut getah yang dirubah oleh daun ke bagian pohon yang tumbuh.Selain itu kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian terdalam terhadap pengaruh luar yang merusak seperti iklim, serangga, hama dan kebakaran. 

  • Kambium
         Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening semacam lender yang terdapat diantara kulit dan kayu, melingkari kayu, ke arah luar membentuk kulit baru menggantikan kulit lama yang telah rusak, ke dalam membentuk kayu baru. Dengan adanya cambium, pohon tumbuh besar.

    Kayu gubal
         Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak di sebelah dalam kambium yang berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat makanan. Tebal kayu gubal 1 – 20 cm.

    Kayu teras
         Merupakan jaringan sel yang membentuk kayu keras, yaitu bagian batang yang fungsinya untuk memperkuat batang kayu agar tegar berdiri. Bagian ini merupakan susunan sel kayu yang telah menua, memadat/mengeras, lebih keras daripada sel-sel kayu yang terdapat pada lapisan kayu gubal. Warnanya lebih tua dari kayu gubal. Bagian ini merupakan bagian terpenting dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan.

    Hati kayu (pitch)
         Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun. Biasanya digunakan untuk menentukan jenis suatu pohon. Pada umumnya bersifat rapuh atau lunak untuk beberapa jenis kayu, dan ada yang bersifat keras.

    Lingkaran tahun
         Yaitu batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu musim. Melalui lingkaran tahun ini dapat diketahui umur suatu pohon.

    Jari-jari
         Sel-sel kayu yang berarah tegak lurus batang mengarah dari kulit ke hati (arah radial) berfungsi sebagai tempat saluran makanan yang mudah diproses di daun untuk pertumbuhan pohon.


    Contoh Perhitungan & Desain Balok Menggunakan SAP2000

    Ada contoh kasus seperti gambar di bawah ini:



    SAP2000 balok 001

    Versi SAP yang kami gunakan adalah SAP2000 Student Version 7.4.0, gratis, jadi tidak ada beban moral untuk digunakan dan disebarluaskan. :)
    Model SAP2000 dari balok di atas adalah seperti gambar di bawah. (klik untuk memperbesar)

    SAP2000 balok 002

    Untuk menggambar model tersebut dengan cepat, bisa dengan menggunakan cara:
    1. Klik menu File → New Model From Template (pastikan unit yang aktif adalah kN-m)
    2. Pilih “Continuous Beam” (pojok kiri atas)

      SAP2000 balok 003

    3. Number of spans = 2. Span length = 6 m. Restraints : Yes. Gridlines : Yes.
    4. Gunakan satu window aktif saja. Tutup window 3-D view
    5. Setelah model terbentuk, ubah panjang bentang kanan menjadi 4 m dengan cara:
      • Klik ganda garis grid paling kanan, akan muncul kotak dialog “Modify Grid Lines”

        SAP 2000 balok 004
      • Ubah panjang bentang 2 menjadi 4 m.

        SAP 2000 balok 005
    Selanjutnya balok 1 (kanan) dan balok 2 (kiri) di-divide, dengan menggunakan menu Edit → Divide Frames, masing-masing menjadi elemen sepanjang 1 m.
    nb : tujuan dari divide ini adalah sebagai kontrol lendutan. SAP2000 Student Version tidak bisa memberikan output nilai lendutan di sepanjang balok, walaupun dalam display bisa diperlihatkan bentuk lendutannya. Oleh karena itu, balok harus di-divide agar titik-titik ujung segmen bisa ditampilkan nilai lendutannya.
    SAP versi terbaru (saya lupa mulai versi berapa), sudah bisa menampilkan besarnya lendutan di sepanjang balok, jadi tidak perlu di divide.
    Cara Divide:
    1. Select balok 1 (kanan), klik menu Edit → Divide Frames. Isikan Divided Into 4 frames. Last/First ratio = 1.
    2. Balok 2 juga seperti itu, tapi Divided Into 6 frames.
    Hal-hal lain yang perlu dicek antara lain:
    1. Properti material beton

      SAP 2000 balok 006
    2. Frame Section

      Untuk asumsi awal, kita gunakan balok ukuran 300X450.
      Reinforcement type : beam, dengan concrete cover 60 mm.
      Kok bukan 40 mm seperti pada soal? 40 mm itu adalah tebal selimut bersih, sementara yang di SAP2000 itu adalah cover to rebar center. Jadi, yang dimasukkan ke SAP2000 adalah 40 mm + 10 mm (asumsi diameter sengkang) + 0.5*19 (asumsi diameter tulangan utama D19).
      Modification factor, di-set 1 dulu untuk semua. Nanti untuk perhitungan lendutan baru diganti.

      SAP 2000 balok 007
    3. Static Load Case Names

      SAP 2000 balok 008
    4. Load COmbinations.
      Ada 3 kombinasi yang digunakan.
      SERV = DL + LL, untuk menghitung lendutan
      ULT1 = 1.4, untuk desain tulangan
      ULT2 = 1.2DL + 1.6LL, untuk desain tulangan

      SAP 2000 balok 009
    5. Atur Analysis Option. Centang seperlunya.

      SAP 2000 balok 010
    6. Atur Preference → Concrete, sesuaikan koefisien dengan SNI-Beton

      SAP 2000 balok 011
    7. Assign Beban-Beban Yang Sesuai (Point & Uniform). Untuk Asigning beban kami anggap tidak ada masalah. Hati-hati dengan option Replace, Delete, dan Add pada kotak dialog

      SAP 2000 balok 012
    Lakukan analisis… RUN!
    Setelah Run, cek dulu apakah tidak ada yang aneh dengan hasilnya. Bisa dengan cara mengecek defleksi, atau mengecek diagram gaya dalam, apakah sesuai dengan yang diharapkan.
    DESAIN
    Jika semuanya oke, kita lanjutkan dengan desain.
    Yang harus diperhatikan antara lain:
    1. Pastikan yang aktif adalah Concrete Design

      SAP 2000 balok 013
    2. Cek Design Combos, pastikan beban kombinasinya sudah tepat. Jika ada beban kombinasi yang tidak diinginkan/diperlukan, segera singkirkan.

      SAP 2000 balok 014
    Sebelum mengintip hasil desain, sebaiknya ubah dulu satuan yang aktif menjadi N-mm. Soalnya luas tulangan lebih enak dibaca jika menggunakan satuan mm. (Ada juga yang menggunakan cm, itu tergantung selera dan kebiasaan)

    A. Desain Tulangan Balok B1 (Kiri)
    Tulangan Lapangan (tengah bentang)
    1. Klik kanan pada segmen yang mengalami momen lentur positif terbesar (segmen-3).

      SAP 2000 balok 015
    2. Pada kotak dialog “Concrete Design Information”, cari yang mempunyai nilai maksimum pada kolom “BOTTOM STEEL”. Sorot, kemudian klik Details.

      SAP 2000 balok 016 SAP 2000 balok 017
    3. Dari mana angka 1497.389 untuk required bottom rebar itu diperoleh?
      Itu dari persamaan:
      \dfrac{M_u}{bd^2} = \phi f_y \rho \big( 1 - \dfrac{f_y \rho}{1.7f'_c} \big) &s=-2
      Dengan mensubstitusi Mu, b, d (=390 mm), fy, dan f’c yang sesuai, kita bisa mencari nilai \rho = 1.2798 \% &s=-2 . Sehingga A_s = 1.2798 \% \times 300 \times 390 = 1497.389 \text{ mm}^\text{2} &s=-2
    4. Hitung tulangan yang digunakan.
      D19 → 6 buah, As = 1698 mm2.
      D22 → 4 buah, As = 1520 mm2.
      Pakai 6D19. Kenapa bukan 4D22 yang luasnya lebih kecil tapi masih memenuhi kebutuhan? Alasannya nanti di bagian akhir.
    Tulangan Tumpuan Kanan
    1. Ada momen negatif, maka harus dihitung kebutuhan tulangan ATAS. Caranya sama dengan tulangan lapangan. Klik kanan pada segmen terakhir dari balok kiri.
    2. Cari top reinf yang maksium, klik Details.

      SAP 2000 balok 018
    3. Kebutuhan tulangannya adalah 1388.261 \text{ mm}^\text{2} &s=-2
    4. Gunakan tulangan 5D19 (As = 1415 mm2).
    Tulangan Tumpuan Kiri
    Karena di tumpuan kiri tidak ada momen lentur, pakai saja tulangan minimum, 2D19 untuk tulangan bawah dan tulangan atas (As = 566 mm2).

    B. Tulangan Balok B2 (Kanan)
    Caranya sama dengan balok 1. Cari segmen yang mempuyai momen lentur positif maksimum.

    SAP 2000 balok 019
    SAP 2000 balok 020

    Pada gambar di atas, momen ultimatenya adalah M_u = 18.74 \text{ kNm} &s=-2 sehingga, \dfrac{M_u}{bd^2} = 0.41 \text{ kNm} &s=-2
    Diperoleh \rho = 0.0013 &s=-2 ,
    Atau A_s = 0.0013 \times 300 \times 390 = 152 \text{ mm}^2 &s=-2
    PENTING!!
    Nah, di sini perlu hati-hati. Perhatikan minimum rebarnya. Di situ tertulis 202.693. Sementara pada balok 1 (kiri), minimum rebarnya adalah 403.343, padahal ukuran penampangnya sama, mutu beton dan tulangannya juga sama, mengapa minimum rebarnya berbeda?
    Coba kita cek tulangan minimum sebenarnya dari balok tersebut.
    A_{smin} = \dfrac{1.4}{f_y} bd = \dfrac{1.4}{400} \times 300 \times 390 = 409.5 \text{mm}^2 &s=-2
    Ternyata angka 403.343 itulah minimum rebar yang sebenarnya. Lalu, angka 202.693 itu darimana?
    Pada butir 10.5.3 ACI-318-02, di situ disebutkan bahwa nilai minimum di atas (yang 403.343 itu) boleh tidak digunakan, asalkan tulangan yang dibutuhkan paling tidak sepertiga lebih banyak daripada yang diperlukan dari analisis.
    Nah, dari analisis, kita kan perlu 152 mm2. Jika kita tambah sepertiganya, maka menjadi 152 + 50.7 = 202.7 !! Itulah tulangan minimum yang dihitung oleh SAP2000.
    TAPI!!! TULANGAN MINIMUM INI TIDAK BOLEH DIGUNAKAN UNTUK BALOK BERUKURAN RELATIF KECIL!
    Di bagian commentary ACI-318 tersebut, disebutkan bahwa ketentuan di atas (butir 10.5.3), hanya digunakan untuk balok yang berukuran besar dan masif. Di SNI Beton 2002 dengan jelas menuliskan hal ini (pasal 10.5.3).
    Sementara balok yang digunakan di atas (300×450) termasuk balok kecil. Jadi, tulangan minimumnya harusnya 403.343 mm2. Jadi, kita bisa gunakan 2D19 untuk tulangan atas dan bawah balok 2 (kanan).
    SUMMARY
    Jadi, tabel balok sementara adalah sbb:

    SAP 2000 balok 022
        Nah, dari sini kita bisa jawab pertanyaan di atas, kenapa tidak menggunakan 4D22 pada tengah bentang balok B1? Jawabannya adalah, untuk memudahkan pelaksanaan, karena di lokasi yang lain (tumpuan balok B1 dan sepanjang balok B2 semuanya menggunakan D19). Untuk konstruksi sederhana yang mudah diawasi, penggunaan diameter yang bervariasi tidak jadi masalah. Tapi untuk skala yang lebih besar, hal seperti ini biasanya dihindari, untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan. Bisa dibayangkan misalnya pada satu lantai terdapat beberapa balok yang menggunakan banyak variasi ukuran tulangan. Bisa-bisa tukangnya kebingungan dan salah pasang tulangan. :)

    Catatan:
        Di beberapa gambar detail penulangan output SAP2000 di atas, ada detail yang kami tandai dengan tanda silang (cross) merah! Yaitu di bagian Special Moment.
       Bagian Special Moment HANYA digunakan untuk pemodelan struktur pemikul GEMPA tipe SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus). Jadi, kalau hanya balok sederhana, balok banyak tumpuan, balok yang tidak memikul gempa, bagian Special Moment ini tidak perlu diperhatikan.
    Angka Special Moment ini bisa dihilangkan dengan cara seperti gambar di bawah.
    SAP 2000 balok 021
    Bagaimana sebenarnya penggunaan Special Moment di atas? Insya Allah dibahas di lain kesempatan. :)
    Sekali lagi, pesan sponsor… “hati-hati dengan tulangan minimum hasil output SAP2000, dan juga software yang lain.”. Kami belum mengecek SAP2000 versi terbaru, tapi metode yang mereka gunakan memang ada dasarnya (ACI-318), cuma penerapannya tidak sesuai.

    gan soalnya saya juga buat belajar juga, mari kita sama-sama belajar  :)

    Kelebihan dan Kekurangan Struktur Baja

        
          Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.
         Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
         Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode produksi yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang membuat harga produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya. Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata. Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga-lembaga standar.

    Kelebihan dan Kekurangan Struktur Baja

     
    Kelebihan Baja
    • Kuat tarik tinggi.
    • Tidak dimakan rayap
    • Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
    • Bisa di daur ulang
    • Dibanding Stainless Steel lebih murah
    • Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
    • Dibanding alumunium lebih kuat

    Kekurangan Baja :
    • Bisa berkarat.
    • Lemah terhadap gaya tekan.
    • Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
    • Tidak kokoh
    • Tidak tahan api

    Kelebihan dan Kekurangan Struktur Beton

         Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
         Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
    Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll. Saat ini beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di dunia.

    Kelebihan dan Kekurangan Struktur Beton


    Kelebihan Beton :
    1. Mampu menahan gaya tekan serta bersifat tahan terhadap korosidan pembusukan.
    2. Beton segar mudah di cetak sesuai keinginan dan cetakannya juga dapat di pakai lebih dari sekali tergantung dari kualitas cetakan yang di buat.
    3. Beton segar dapat di semprotkan pada permukaan beton lama yang retak atau di isikan pada beton dalam proses perbaikan.
    4. Beton segar dapat di pompa sehingga memungkinkan untuk di tuang pada tempat-tempat yang sulit.
    5. Beton sudah pasti tahan aus dan tahan bakar.
     Kekurangan Beton

    1. Beton di anggap tidak mampu menahan gaya tarik sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu di berikan tulangan baja sebagai penahan gaya tarik.
    2. Beton keras masih mempunyai sifat mengembang atau menyusut jika terjadi perubahan suhu sehingga perlu di buat dilatasi untuk mencegah terjadinya retakan retakan.
    3. Untuk mendapatkan beton kedap air yang sempurna, harus di kerjakandengan teliti.
    4. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus di hitung dengan teliti agar setelah di kompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
    Flag Counter