Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slump
dengan cara beton segar diisikan ke dalam suatu corong baja berupa
kerucut terpancung, kemudian bejana ditarik ke atas sehingga beton segar
meleleh ke bawah.
Besar penurunan permukaan beton segar diukur, dan disebut nilai 'slump'. Makin besar nilai slump, maka beton segar makin encer dan ini berarti semakin mudah untuk dikerjakan.
Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
Besar penurunan permukaan beton segar diukur, dan disebut nilai 'slump'. Makin besar nilai slump, maka beton segar makin encer dan ini berarti semakin mudah untuk dikerjakan.
Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
- Cara pengangkutan adukan beton.
- Cara penuangan adukan beton.
- Cara pemadatan beton segar.
- Jenis struktur yang dibuat.
Cara pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam pipa yang dipompa dengan tekanan membutuhkan nilai slump yang besar, adapun pemadatan adukan dengan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai slump yang sedikit lebih kecil.
Sebagai petunjuk awal penetapan nilai slump, dapat mengacu pada tabel penetapan nilai slump adukan beton berikut :
Pemakaian Beton (Berdasarkan jenis struktur yang dibuat) | Maks (cm) | Min (cm) |
---|---|---|
Dinding, Plat Pondasi dan Pondasi telapak bertulang |
12,5
|
5,0
|
Pondasi telapak tidak bertulang, Caison, dan struktur di bawah tanah |
9,0
|
2,5
|
Pelat, Balok, Kolom dan dinding |
15,0
|
7,5
|
Pengerasan jalan |
7,5
|
5,0
|
Pembetonan masal (beton massa) |
7,5
|
2,5
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar